Langsung ke konten utama

Postingan

Puncak Mulia

Sebuah gedung perkantoran yang sebenarnya biasa saja. Bahkan tidak lebih mewah dari Kawasan Pusat Bisnis Sudiman maupun Kuningan. Oleh senior-seniorku desainnya diakui bahwa gedung ini dibangun dengan teknologi termaju pada masanya. Memahami makna dari nama gedung ini memiliki arti, "gapailah puncak dari kemuliaanmu". Dibalik kesederhaannya gedung setinggi 20 lantai ini, memiliki kenangan tersendiri untukku. Tempat dimana almarhum ayah mencari nafkah untuk kami selama 20an tahun. Di saat aku beranjak kuliah aku pernah diajaknya kesini. Mengambil dokumen penting miliknya sembari melihat beberapa tumpukan dokumen dan gambar teknik di atas meja kerjanya yang membuatku merasa pekerjaan ayahku adalah pekerjaan termaskulin saat itu. Membayangkan tensi kerja yg duduk dihadapan bosnya sembari mengawasi bawahannya harus aku akui itu bukan hal yang mudah. Tapi 20an tahun bekerja dengan naik turunnya kondisi sangat kuapresiasi kerja keras ayah.  Tidak dipungkiri kenangan man...

Tuntas Waktu

Pertemuan itu jadi titik balik bumi dan matahari. Kesalahan kali ini bukan salah siapapun. Hanya waktu yg tidak pas menjadi penyebabnya. Tidak ingin siapapun terluka disini Mempertanyakan penantian bahwa aku belumlah sempurna untuk berbagi. Ingin diriku dimaafkan atas segala kekeliruan ini. Dengan tulus ingin kuucapkan mari berjalan masing-masing. 2 September 2022

Siklus Waktu

Kalau di Papua jam 8 pagi dan di Jakarta jam 6 pagi, bukan berarti jam di Jakarta yang telat, tapi memang sudah siklus waktunya. Bukan berarti umur 26 baru meniti karir terbilang telat, tapi memang Allah memberi di saatnya aku sudah siap. Aku perlu belajar, aku masih berproses, dan aku bahagia. -jwr 15 Juni 2022 - Sebulan sebelum resmi masuk kerja.

Kebohongan Semu dari Kejujuran Nyata.

Jika prinsipku sekarang untuk mengikuti cara hidup seorang ayah dianggap sebagai pengakuan kebohongan terbesar oleh sebagian orang? Sejujurnya jika hal itu dibuang, rasanya aku seperti kehilangan sebagian jati diriku. Aku adalah campuran antara benih ayah dan mama. Tidak bisa dielakkan bahwa aku adalah anak mereka, dan sifat dan karakterku akan turun dari mereka. Aku pun mengambil ilmu teknik juga awalnya karena sosok ayah. Hingga sekarang mindset yang terbentuk padaku adalah root-cause analysis. Sesuatu yang terjadi pasti ada alasannya, dan terbentuknya sesuatu pasti bisa dicari dasar akarnya. Batasannya itu apa? Batasannya cukup kapasitas kemampuanku dan apa yang telah dibatasi oleh agama. Selama kemampuanku masih memadai dan masih dalam lingkaran agama, akan kucari apa pun yang menjadi objek rasa penasaranku. Namun jika itu sudah di luar batas, aku akan berhenti sebelum mencapai garis batasnya. Aku percaya rezeki setiap orang punya porsi dan di waktu yang sudah diatur dari atas. Kep...

Dua Puluh Enam.

15 April sudah berlalu, dua puluh enam tahun menjadi catatan tambahan bahwa aku tidak akan bisa mengulang waktu. Gangguan untuk bersosial masih terasa. Dari sulitnya percaya ke orang lain sampai kegagalan untuk mendekati orang lain masih terasa di diri. Segala cara sudah kulakukan untuk ditangani sebisanya. Dari berkenalan orang baru di Tinder, kembali mengaktifkan akun sosial mediaku, sampai berkumpul bersama kawan-kawan lamaku. Kemungkinan jawaban yang terpikirkan hanyalah, "mungkin tidak sedang dapat momen waktu yang tepat aja". Yang masih menjadi tekadku sekarang hanyalah : "Perlahan namun pasti", "Selesaikan dahulu satu masalah lalu pindah ke masalah lain", "Masing-masing orang akan menemukan masanya", dan "Jangan lupa ada kekuatan Sang Pemilik Dunia yang hanya paling kuat mendukungmu". Hanya itu kata peninggalannya yang membekas di hati. Waktu dan kekuatan yang sekarang kumiliki hanyalah dengan keluarga. Mungkin ini cara terbaik y...

Dari refleksi sikap untuk meluruskan diri.

Sebulan terakhir aku jadi punya banyak pengalaman dengan disibukkan banyak sekali pekerjaan. Bahkan ketika dapat waktu kosong juga aku jadi mengisinya dengan ikut webinar , menonton beberapa film dokumenter, atau video ilmiah di youtube. Mau menghibur diri dengan main pun rasanya sudah melelahkan. Buka sosmed juga cuma sekenanya aja karena selain isinya pamer di story sedang ada di suatu tempat, curhat pendek, retweet yang mewakilkan kondisinya, atau paling yaah isinya sambat aja. Enggak gitu banyak relevansinya aja kelamaan buka sosmed (yang ada malah kepancing main ikut sambat, Lol (^ヮ^). Tapi bukan mayoritas isi linimasaku begitu semua loh yaa). Coba mengajak main kawan-kawan lain jadi sungkan karena pada sibuk masing-masing. Bahkan sehabis kerja langsung aja pulang ga ikut rekan-rekanku entah ke resto/kafe atau ke suatu tempat di tengah kota. Capek aja gitu udah abis kerja betapa melelahkan berada di jalan nyetir sendiri pulang ke rumah butuh berapa jam terus besok shu...

Menikah, Keluarga, dan Kepala Rumah Tangga

Di umur yang akan mencapai seperempat abad, banyak teman-teman sebayaku memutuskan untuk menikah. Awalnya bikin iri memang. Bahkan sudah jadi obrolan untuk mereka yg menekan pacarnya buat segera menikah atau yang jomblo-jomblo ngebet mencari pasangan. Tapi tidak sedikit juga di antaranya masih ragu menikahi pasangannya meski sudah berpacaran. Kalau sudah di tongkrongan pasti topiknya, "kapan lo siap nikah?" atau "jomblo mulu lo, mau gue kenalin cewek ga?" atau "akhirnya match juga gue, tapi bukan tipe gue sih jadi mager mau chat duluan". Memang terdengar klise tapi aku punya caraku sendiri menghadapinya.  Aku bahagia untuk teman-temanku yang telah memantapkan diri untuk menikah. Bagiku itu adalah bentuk kedewasaan darinya untuk berani ke tahap hidup selanjutnya bersama. Tidak hanya siap materi tapi juga siap mental karena aku tahu hidup menopang sebuah keluarga tidaklah mudah.  Pasangan itu bisa yang paling banyak samaan, bisa juga saling ...